Panel keamanan obat Eropa mencantumkan peradangan tulang belakang yang langka atau disebut Mielitis transversa sebagai efek samping vaksin AstraZeneca, Jumat (14/1/2022). Melansir , European Medicines Agency (EMA) sebelumnya pernah menyampaikan peringatan serupa untuk vaksin Johnson & Johnson pada Oktober 2021. Mielitis transversa merupakan peradangan pada satu atau kedua sumsum tulang belakang dan dapat menyebabkan kelemahan pada lengan atau kaki, gejala sensorik atau masalah dengan fungsi kandung kemih atau usus.
"Saat ini tidak ada mekanisme terkonfirmasi yang telah diverifikasi di mana vaksin COVID 19 dapat menyebabkan mielitis transversal yang sangat langka," kata juru bicara AstraZeneca. Komite EMA, setelah meninjau data, menyimpulkan ada kemungkinan hubungan sebab akibat antara vaksin dan mielitis transversa . Namun, EMA menegaskan soal manfaat risiko dari kedua vaksin tetap tidak berubah.
EMA tidak memberikan informasi tentang berapa banyak kasus yang dilaporkan setelah vaksinasi diberikan. Tetapi dijelaskan bahwa mielitis transversa telah ditambahkan sebagai reaksi merugikan dari frekuensi yang tidak diketahui pada informasi produk. Vaksin AstraZeneca telah menghadapi beberapa kemunduran.
Di antaranya termasuk penundaan produksi dan pemeriksaan oleh regulator, menyusul kasus yang jarang terjadi dari efek samping yang parah, seperti pembekuan darah dengan trombosit rendah. Setelah kabar itu beredar luar, beberapa negara lantas membatasi atau menghentikan penggunaan AstraZeneca. Mielitis transversa juga merupakan inti dari penghentian uji coba pada tahap awal pengembangan untuk bidikan AstraZeneca dan J&J, yang didasarkan pada teknologi serupa.
EMA juga merekomendasikan memperbarui informasi produk untuk vaksin AstraZeneca mengenai pembekuan darah langka dengan jumlah trombosit yang rendah setelah suntikan pertama.